BAB IV
PENULISAN KATA
4.1 Kata Dasar
Kata
dasar adalah kata yang belum dapat penambahan imbuhan. Kata dasar mempunyai
makna sesuai dengan makna kamus. Kata dasar harus ditulis sebagai satu satuan,
misalnya : makan, dudu, tidur, tanah, meja, manusia hewan.
4.2 Kata Berimbuhan
Kata
berimbuhan adalah kata yang sudah mendapat imbuhan. Kata berimbuhan memiliki
makna gramatikal bukan makna leksikal.
Contoh: berjalan, belajar, diperlebar, melihat.
4.3 Kata
Majemuk
Kata
majemuk adalah gabungan kata yang termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah. Akan tetapi, bila gabungan kata itu mendapat mendapat awalan
dan akhiran, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: bentuk baku bentuk tidak baku
Anak tiri -dianaktirikan dianak tirikan
Menganaktirikan menganak tirikan
Namun,
apabila bentuk dasar yang berupa gabungan kata itu hanya mendapat awalan, yang
ditulis serangkai hanya awalan tersebut dengan unsur langsung yang
mengikutinya.
Misalnya: bentuk baku bentuk
tidak baku
Adu domba -mengadu domba mengadudomba
Pemberian tanda
hubung dan gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran boleh dilakukan jika
gabungan kata itu masih relatif baru.
4.4 Frasa
Frasa atau sekelompok
kata, ditulis serangkai jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus.
Misalnya:
Frasa
bentuk baku bentuk
tidak baku
Tidak
adil -ketidakadilan ketidak adilan
4.5
Unsur Terikat
Unsure terikat disini
bukan merupakan awalan atau akhiran melainkan unsure unsure terikat yang ada
dalam bahasa Indonesia, atau bahasa asing yang diserap kedalam bahasa Indonesia,
seperti inter, non dan pasca.
4.6
Kata Ulang
Menurut Ejaan yang Disempurnakan
(EyD), angka dua sebagai penanda perulangan tidak boleh digunakan. Dalam hal
ini,kata atau bagian bagian kata yang diulang ditulis kembali secara lengkap
dengan menyertakan tanda hubung diantara unsure yang diulang.
4.7
Kata
Depan
4.7.1 Penulisan kata depan “di”
Penulisan bentuk “di”
menyatakan dua hal yakni menyatakan bentuk pasif dan menyatakan tempat. Sedangkan
“di” yang merupakan kata depan tidak membentuk kata kerja tetapi menyatakan
makna tempat misalnya dirumah, ditoko, di Medan.
4.7.2 Penulisan kata depan “ke”
Kata depan “ke” sama
dengan “di” yang ditulis terpisah dari unsur-unsur yang menyertainya. Akan tetapi,
tempat yang dinyatakan oleh kata depan “ke” bukan tempat yang (telah) dituju
melainkan tempat yang (akan) dituju.
4.8 Partikel
Bentuk partikel
“pun” ada yang ditulis terpisah dan ada
pula yang ditulis serangkai. Bentuk “pun” ynag berpadanan dengan kata “juga”
dan saat ditulis terpisah.
4.9 Pemenggalan
kata
Pemenggalan kata dalam
ragam tulis diperlukan untuk memisahkan bagian bagian suku dalam pergantian
baris dengan tanda hubung dan tidak didahului spasi.
4.10 Singkatan
dan Akronin
Singkatan ialah
kependekan beberapa huruf, maupun dilafalkan dengan bentuk lengkapnya,
sedangkan akronin ialah kependekan yang berupa gabungan huruf awal dan suku
kata yang ditulis dan dilafalkan seperti halnya kata biasa.
4.11 Angka
dan Lambang Bilanagan’
Angka adalah nomor atau
tanda (lambang) yang berfungsi sebagai pengganti bilangan. Dalam bahasa
Indinesia dikenal dengan dua macam angka yakni, angka Arab dan angka Romawi.
Lambang bilangan ialah huruf atau tanda yang digunakan untuk menyatakan satuan
bilangan atau jumlah.
sepph...
BalasHapus